Briket Arang Batok Kelapa 19 Kontainer Diekspor ke Tiga Negara
Kementerian Pertanian Republik Indonesia lewat Karantina Pertanian Bangkalan, Jawa Timur, Senin (10/8/2020), memberangkatkan sebanyak 19 kontainer briket arang batok kelapa untuk diekspor ke tiga negara, yaitu Rusia, Ukraina dan Moldova.
Menurut Kepala Karantina Pertanian Bangkalan Agus Mugiyanto, komoditas ekspor berwujud briket arang batok kelapa sebanyak 19 kontainer atau senilai Rp2,7 miliar itu diberangkatkan sesudah lewat serangkaian tindakan pengecekan karantina cocok dengan beberapa syarat negara tujuan. “Ini merupakan pemberangkatan ekspor briket arang batok kelapa kali kedua di tengah pandemi Covid-19 kali ini,” kata Agus Mugiyanto didalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada Antara di Bangkalan, Senin. Menurut Agus, briket arang tempurung kelapa atau choconut charcoal merupakan product olahan dari pohon kelapa. Potensi ekspor ini dikembangkan agar sanggup menaikkan nilai dari tempurung kelapa PT. Chalabi Group Indonesia .
Baca Juga : Selama Pandemi, Permintaan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Melonjak Tinggi Pengembangan product kelapa ini dikerjakan untuk memberi nilai jadi segera ke petani dan memperluas akses hingga menembus pasar ekspor negara-negara Eropa. Ia lebih lanjut menjelaskan, Indonesia sebagai negara produsen kelapa terbesar di dunia membuka pangsa pasar product turunannya. Pohon kelapa menghasilkan buah berwujud bulat dan terdapat cairan dan daging buah di dalamnya untuk dikonsumsi langsung.
Sedangkan tempurung kelapa yang seringkali dibuang dan merupakan limbah, sanggup dimanfaatkan menjadi komoditas yang miliki nilai tinggi. Hal ini pula yang sebabkan PT. PCC yang berlokasi di Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, produksi tempurung kelapa menjadi komoditas ekspor yang di terima di Eropa. Produk turunan asal sub sektor perkebunan dengan nilai ekonomi Rp2,7 miliar lebih itu diberangkatkan menuju Rusia, Ukraina dan Moldova dari Bangkalan, Pulau Madura, lewat pelabuhan Perak – Surabaya, sesudah lewat pengecekan dokumen dan fisik, untuk memastikan komoditas tersebut bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Baca Juga : Harga Turun Tak Bikin Bawang Putih Jatim Terserap Pekan lalu, briket arang perdana juga udah diberangkatkan ke Negara Moldova sebanyak 16,6 ton dengan nilai ekonomi Rp465 juta. Menurut data, pada periode yang serupa sejak bulan Januari hingga dengan Agustus th. 2020, ekspor product turunan briket arang yang disertifikasi lewat Karantina Pertanian Bangkalan sejumlah 348 ton, senilai atau senilai Rp4,7 miliar dengan negara tujuan Rusia, Ukraina dan Moldova.
“Sedangkan pada th. 2019, tercatat sejumlah 224 ton eksor briket arang senilai Rp1,75 miliar juga udah disertifikasi dengan negara tujuan Rusia dan Ukraina,” kata Kepala Karantina Pertanian Bangkalan Agus Mugiyanto. searah dengan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kata Agus, untuk melipatgandakan nilai ekspor tiga kali lipat (gratieks) hingga th. 2024, Karantina Pertanian Bangkalan tetap lakukan sinergisitas dengan para pihak di wilayah kerjanya.
Baca Juga : Orang Kota Panik Resesi, Orang Desa Sibuk Bertani. Pemerintah Jangan Lengah! Kementan juga mempersiapkan program strategis berwujud penyediaan layanan Kredit Usaha Rakyat dan perihal itu juga sanggup dimanfaatkan bagi pelaku usaha di bidang agribisnis manfaat mendorong hilirisasi agar sanggup memberi tambahan nilai tambah. Selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional, pihaknya juga secara aktif ikut didalam forum internasional manfaat memperbaharui kesepakatan-kesepakatan “G to G” berkaitan aturan sanitari dan fitosanitari yang dipersyaratkan negara tujuan briquette charcoal .
“Pangsa pasar makin terbuka lebar dengan keadaan lock down beberapa negara lain sebagai pemasok komoditas pertanian, perihal ini membuka pasar baru bagi Indonesia yang memiliki komoditas pertanian berlimpah, baik komoditas original maupun turunannya,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil.